Tak sama dengan
hari-hari yang lalu. Kini, setiap Mara pulang ke rumah yang ia temui hanya
ruangan-ruangan sunyi tanpa teman. Hanya perabotan yang memenuhi ruangan,
setiap kali ia menatapnya sepulang bekerja.
Dalam diamnya senja, ia
buka balkon belakang, duduklah ia menatap bunga-bunga penuh warna. Gemerisik
lembut oleh angin, berdansa dengan cantik. Mara merebahkan punggungnya
dengan nyaman, ia tutup kedua matanya mencoba menikmati sentuhan angin
di wajah. Dia mengangkat tangan kirinya merengkuh tangan angin untuk
berteman.
“Angin, bawa aku pergi
bersamamu seperti kau membawanya. Bawa aku untuk bertemu dengannya, aku rindu”,
Mara berbicara. Air mata melepaskan belaian angin di pipi Mara dan kesedihan datang
untuk memeluk Mara, mencoba menghibur dalam isak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar